Sunday, September 11, 2016

Mengatasi Anak Tantrum

menurut sumber dari wikipedia  Tantrum (atau tantrum temper) adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan dan, dalam beberapa kasus, kekerasan. Kendali fisik bisa hilang, orang tersebut mungkin tidak dapat tetap diam, dan bahkan jika "tujuan" orang tersebut dipenuhi dia mungkin tetap tidak tenang.

Tantrum biasa terjadi pada anak-anak dalam masa transisi biasa nya dari balita menjadi anak-anak. keadaan ini sebenar nya normal adanya, hanya saja banyak orang tua yang berlebihan dalam menyikapi hal ini, karena memang hal ini dampak nya untuk orang tua adalah malu ketika anak nya tiba-tiba marah dan banting-banting di tempat umum.
masa transisi dari balita ke anak-anak ini karena memang perkembangan yang alami, dari anak yang biasa di atur, mempunyai keinginan sendiri, memiliki ide dan nalar sendiri sesuai dengan dunia nya,akan tetapi dalam penyampaian nya ini sering membuat kita salah paham. maka masuklah kedalam dunia mereka, berbicara dengan sudut pandang mereka, sulit memang, tapi kita pasti bisa dengan mudah mengenali dan mendalami karakter anak  sehingga kita lebih mudah mengendalikan nya.

 Biasanya, sebelum anak benar-benar “meledak”, mereka akan menunjukkan tanda-tanda merasa “kesulitan” atau frustrasi. Misalnya seperti mereka tampak tidak sabar menyelesaikan sesuatu, membuang apa yang ada di tangannya, menarik napas dalam-dalam, ada perubahan mimik wajahnya. Bila tanda-tanda semacam ini sudah mulai terlihat, segera berikan pertolongan pertama :

 Langkah yg diambil saat tantrum terjadi:
  1. Berikan pelukan saat dia sudah menunjukkan gejala marah, peluk anak erat-erat  dan berikan sentuhan juga bisikan sayang,hingga dia tak dapat memukul/menendang dan melakukan hal berbahaya lain.
  2. Jelaskan mengapa kita memegangnya erat2 dan mengapa kita tidak memenuhi permintaannya.
  3. Ajarkan anak bagaimana lain kali ia dapat menunjukkan kemarahannya.
  4. memastikan kemarahan nya itu tidak membahayakan diri nya dan orang lain. 
 Jika langkah yang sudah kita ambil diatas tidak lagi mempan, dan anak masih berusaha merajuk dengan menangis dan melempar barang atau bahkan menyakiti diri sendiri, bawalah dia ketempat yang aman dan tidak mengganggu orang lain.
biarkan anak meluapkan emosi nya selama beberapa menit,dengan catatan harus kita pantau agar si anak tidak menyakiti diri nya sendiri (contohnya: membenturkan kepala ke tembok, membanting tubuh nya ke lantai) berikan lah kesempatan untuk anak mengutarakan keinginan nya, walaupun segala keinginan nya tidak dapat kita penuhi demi kebaikan si anak sendiri.
karena dengan demikian kita akan lebih mudah mengendalikan emosi si anak tersebut.
setelah beberapa menit dan merasa emosi nya sudah reda, ajaklah anak bicara baik-baik dengan sentuhan kasih sayang, katakan bahwa kita tidak bisa memenuhi keinginan nya karena banyak hal yang lebih penting atau demi kebaikannya sendiri.

semoga berhasil ya moms!

0 comments:

Post a Comment

© Personal Blog of Dina Lusy, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena